Surga Alam di Cekungan Gunung yang Jadi Incaran Wisata dan Investasi

Kabut pagi mulai turun di jalan menuju Ciwidey. Udara dingin menusuk, tapi aroma tanah basah dan teh segar membuat siapa pun ingin menarik napas dalam-dalam. Di sinilah, di dataran tinggi Kabupaten Bandung, alam dan kesejukan seolah berpadu menciptakan harmoni yang sulit ditemukan di tempat lain.

Kabupaten Bandung adalah bentangan luas di jantung Bandung Raya. Wilayahnya mencapai 1.768 kilometer persegi — lebih dari sepuluh kali lipat luas Kota Bandung. Dikelilingi pegunungan di barat, timur, dan utara, kawasan ini ibarat mangkuk hijau raksasa yang menampung udara sejuk, aliran sungai, dan pesona alam yang memesona.

Di bagian selatan, deretan nama Pasirjambu, Ciwidey, Rancabali, dan Pangalengan — atau lebih akrab disebut PACIRA — telah lama menjadi kebanggaan warga Bandung. Setiap wilayah memiliki keajaibannya sendiri.

Di Ciwidey, wisatawan bisa menatap megahnya Kawah Putih yang berselimut kabut, atau menikmati ketenangan di Situ Patengan dengan perahu kayu yang berlayar pelan di atas air bening. Tak jauh dari sana, Rancaupas menawarkan udara segar dan rusa-rusa jinak yang menjadi teman berfoto para pengunjung.

Bergeser ke Pangalengan, hamparan kebun teh Malabar dan Cukul terbentang sejauh mata memandang, menyatu dengan birunya langit dan damainya Situ Cileunca. Di pagi hari, saat kabut belum terangkat sempurna, suasana di sini seperti lukisan hidup yang bergerak perlahan.

Kekayaan alam yang begitu melimpah menjadikan Kabupaten Bandung bukan hanya surga wisata, tetapi juga lahan investasi yang menjanjikan. Banyak investor melirik wilayah ini untuk membangun resort, glamping, dan agrowisata yang terus berkembang pesat.

Kabupaten Bandung adalah potret bagaimana alam, budaya, dan peluang ekonomi bisa berjalan beriringan. Ia bukan sekadar tujuan wisata, tetapi cermin dari keseimbangan antara keindahan dan keberlanjutan yang harus terus dijaga.