Dari Kerajaan Sumedang Larang hingga Jadi Kota Tahu
Tim Redaksi - Tuesday, 28 October 2025 | 11:15 AM


Jika hari ini kita mengenal Sumedang lewat gurihnya tahu yang melegenda, maka jauh sebelum aroma gorengan itu menggoda di pinggir jalan, Sumedang sudah lebih dulu dikenal sebagai pusat kebudayaan dan kerajaan besar di tanah Sunda.
Di masa silam, wilayah ini merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Sumedang Larang, sebuah kerajaan bercorak Hindu yang berdiri megah di bawah perintah Prabu Guru Adji Putih atas titah Prabu Surya Dewata. Kerajaan ini didirikan sebelum Keraton Galuh berpindah ke Pakuan Pajajaran, di wilayah yang kini dikenal sebagai Bogor.
Nama “Sumedang” sendiri berasal dari Insun Medal atau Insun Medangan — dalam bahasa Sunda berarti “aku dilahirkan” atau “aku menerangi”. Sementara kata “Larang” bermakna tak tertandingi. Maka, Sumedang Larang bisa dimaknai sebagai negeri yang “dilahirkan untuk memberi terang yang tiada tandingannya”. Sebuah nama yang sarat makna, mencerminkan kejayaan dan semangat luhur masyarakatnya di masa lalu.
Pada masa pemerintahan Prabu Tajimalela, putra Prabu Guru Adji Putih, kerajaan ini mengalami masa keemasan. Sang raja yang dikenal bijaksana dan adil itu mengganti nama kerajaannya menjadi Himbar Buana, yang berarti “menerangi alam semesta.” Di bawah kepemimpinannya, wilayah kekuasaan Sumedang Larang meluas hingga ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Namun sejarah selalu berputar. Pada tahun 1530, hubungan pernikahan antara Ratu Pucuk Umun — putri Prabu Tajimalela — dan Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon membawa Sumedang Larang memasuki babak baru. Kerajaan itu menjadi bagian dari Cirebon, namun tetap mempertahankan identitas dan warisan budayanya.
Seiring berjalannya waktu, kejayaan Sumedang Larang bertransformasi menjadi semangat baru masyarakat Sumedang hari ini: semangat yang sederhana namun kuat — seperti tahu Sumedang itu sendiri, renyah di luar, lembut di dalam, dan tak lekang oleh zaman.
Kini, Sumedang tak hanya dikenal sebagai bagian dari Kawasan Metropolitan Bandung Raya, tetapi juga sebagai daerah yang “menerangi” sejarah Jawa Barat, sebagaimana arti namanya berabad-abad silam.
Next News

Legenda Cinta Situ Patengan: Kisah Ki Santang dan Dewi Rengganis
2 months ago

Boxer: Seni Bela Diri Jalanan Bandung ke Panggung Olahraga Nasional
2 months ago

Asal Usul Nama Garut: Dari Kakarut Belukar hingga Jadi Kota Indah di Kaki Gunung
2 months ago

Dari Semangat Rakyat, KBB Menuju Daerah Otonom yang Mandiri
2 months ago

Surga Alam di Cekungan Gunung yang Jadi Incaran Wisata dan Investasi
2 months ago

Legenda Sungai Citarum
2 months ago

Jejak Konferensi Dunia dan Pesona Kota Tempo Dulu
2 months ago

Dari Pos Penjagaan Daendels hingga Menjadi Kota Tentara
2 months ago

Asal Usul Jalan Braga Bandung
2 months ago