News

Legenda Sungai Citarum

Tim Redaksi - Sunday, 26 October 2025 | 10:35 AM

Background
Legenda Sungai Citarum

Sungai Citarum adalah nadi kehidupan Jawa Barat. Mengalir sejauh 297 kilometer dari hulu di Gunung Wayang, Kabupaten Bandung, hingga bermuara di Laut Jawa, sungai ini bukan hanya sumber air dan energi, tetapi juga menyimpan kisah sejarah serta legenda yang hidup di tengah masyarakat.

Sejak abad ke-5 Masehi, di tepian sungai inilah berdiri Kerajaan Tarumanegara, salah satu kerajaan tertua di Nusantara. Dari kerajaan inilah nama “Citarum” berasal — gabungan kata “Ci” yang berarti air dalam bahasa Sunda, dan “Tarum” yang merujuk pada nama kerajaan tersebut. Tak heran bila Sungai Citarum disebut-sebut sebagai saksi awal peradaban di tanah Pasundan.

Namun, di balik sejarah gemilangnya, Citarum juga menyimpan kisah mistis yang diwariskan turun-temurun. Warga di sekitar hulu sungai percaya adanya sosok siluman berbentuk kerbau yang disebut Munding Dongkol. Dalam cerita rakyat, Munding Dongkol adalah penguasa air yang menjaga keseimbangan sungai, tetapi juga bisa menjadi pertanda bencana.

Menurut kepercayaan para sesepuh, siluman kerbau itu muncul ketika air Citarum akan meluap atau banjir besar akan datang. Warga yang pernah melihat sosoknya menggambarkan seekor kerbau besar berwarna hitam, berenang perlahan dari arah hulu menuju batas wilayah kekuasaannya. Kemunculannya dianggap sebagai peringatan agar manusia menjaga alam dan tidak semena-mena terhadap sungai.

Sayangnya, mitos dan tanda-tanda alam sering diabaikan. Kebiasaan membuang sampah sembarangan dan pencemaran industri membuat Sungai Citarum menanggung beban berat. Mungkin benar, seperti pesan dalam legenda, bahwa kemarahan Munding Dongkol bukanlah pada manusia, melainkan pada perilaku yang merusak keseimbangan alam.

Kini, di tengah upaya revitalisasi dan kebangkitan kesadaran lingkungan, Sungai Citarum bukan hanya simbol sejarah, tetapi juga cermin hubungan manusia dan alam yang harus dijaga agar tidak “murka” lagi.

Popular Article